Prof. Madyan Rektor Baru Unair ke-14 Periode 2025-2030, Siap Hadapi Tantangan Pendidikan Masa Depan
Jatimhits.id (Surabaya) – Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi Mfin sudah resmi menjadi Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk masa jabatan 2025-2030.
Pelantikan Rektor Unair ke 14 ini dipimpin Ketua Majelis Wali Amanat Unair, Sunarto di Aula Garuda Mukti Unair Kampus C Mulyorejo Surabaya, Selasa (17/6/2025).
Selain hadiri civitas akademika Unair, tampak juga hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Mantan Gubernur Jawa Timur Sukarwo serta Forkopimda Jatim lainnya.
Usai pelantikan, Prof. Madyan yang juga Wakil Rektor Bidang Sumber Daya periode 2020-2025 ini menegaskan akan terus melanjutkan apa yang sudah berjalan saat ini. Prioritas utamanya adalah mempertahankan capaian Unair. Selanjutnya, Pria menjadi Guru Besar Ilmu bidang Ilmu Manajemen ini bertekad untuk meningkatkan prestasi universitas, terutama dalam implementasi tri dharma perguruan tinggi.

“Kami akan melakukan peningkatan kinerja dan prestasi Unair yang sudah sangat banyak ini. Salah satunya pemeringkatan ya, karena pemeringkatan ini berkaitan dengan tri dharma perguruan tinggi,” kata Prof Madyan kepada awak media.
Dari sisi produktivitas penelitian, Prof Madyan menyampaikan bahwa saat ini Unair telah mencatat sekitar 3.200 penelitian setiap tahunnya.
Jumlah tersebut, juga berdampak terhadap percepatan kenaikan pangkat dan penguatan kualitas akademik.
Dalam hal pemeringkatan dan internasionalisasi, ia optimistis Unair dapat naik dari posisi ke-308 dunia dalam daftar LMEA.
Selain itu ia juga akan fokus pada berbagai tantangan yang dihadapi dunia akademik, seperti hilirisasi penelitian, kolaborasi dengan industri, dan tingginya angka kemiskinan terdidik. Semua ini adalah masalah bersama yang perlu segera ditangani demi kesejahteraan masyarakat.
“Masih tingginya angka kemiskinan terdidik menjadi suatu masalah yang harus segera kita cari solusinya bersama. Bagaimana agar kemiskinan yang terdidik itu bisa kita minimalkan,” ujar Prof Madyan
Salah satu strategi yang akan dilakukan yaitu melalui penguatan riset dan kerja sama industri. Menurut Guru Besar bidang Ilmu Manajemen dengan menyusun prioritas pada hilirisasi hasil penelitian agar berdampak nyata secara ekonomi. Ia menilai, hasil penelitian perguruan tinggi harus diarahkan ke dunia industri agar mampu menciptakan inovasi dan membuka lapangan kerja baru.
Dari sisi produktivitas riset, Prof Madyan menyampaikan bahwa Unair mencatatkan sekitar 3.200 riset setiap tahunnya.
Jumlah tersebut, menurutnya, turut berdampak terhadap percepatan kenaikan pangkat dosen dan penguatan kualitas akademik.
Dalam hal pemeringkatan dan internasionalisasi, ia optimistis Unair dapat naik dari posisi ke-308 dunia dalam daftar LMEA
Selain itu, nantinya pria kelahiran tahun 1971 asal Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan juga akan meningkatkan jumlah guru besar sebagai pendorong kualitas penelitian dan pendidikan.
Saat ini, Unair sudah memiliki sekitar 18 persen guru besar dari total dosen, atau naik signifikan dari 12 persen pada tahun 2015.
“Tahun lalu kita menghasilkan 64 guru besar, dan sebelumnya 72. Target kita sekarang 20 persen,” pungkasnya.
Prof Madyan optimistis mampu membawa Unair menuju pencapaian yang lebih tinggi di masa mendatang. (DSY)