SURABAYA, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 di setiap kelurahan. Namun, RS darurat itu disiapkan untuk ruang isolasi dan perawatan khusus bagi warga yang tinggal di wilayah kelurahan tersebut.
Langkah itu diambil sebagai upaya preventif dan kuratif untuk mencegah terjadinya klaster keluarga.
Sebelum mulai menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya berkeliling untuk menentukan lokasi yang bakal dijadikan RS darurat.
Ada beberapa tempat yang dinilai strategis dan langsung ditunjau oleh Eri, mulai dari Lapangan Putro Agung Tambaksari, Lapangan Kalibokor Gubeng, Gedung LPMK Wiyung, Gedung Serbaguna Babatan-Wiyung, GOR Maestro Suryanaga Sambikerep, hingga GOR Indoor kompleks Gelora Bung Tomo (GBT).
Rangkul Semua Elemen Masyarakat, Wali Kota Eri Totalitas Selamatkan Warga dari Covid-19
Antrean Tinggi di RS Rujukan, Pemkab Pasuruan Berencana Berdayakan Sejumlah Puskesmas
Wali Kota Eri Siapkan Langkah Preventif Tindaklanjuti Perpanjangan PPKM Darurat.
Dalam tinjauannya itu, Eri didampingi beberapa Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemkot Surabaya. Di antaranya, Kepala BPB dan Linmas Irvan Widyanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M Fikser, Kabag Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Achmad Zaini, serta Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara.
Di setiap tempat yang dikunjunginya itu, ia beberapa kali memimpin rapat di lokasi serta berkoordinasi langsung dengan camat, lurah beserta RT/RW dan LPMK untuk kesiapan sarana dan prasarana di lokasi.
“Setiap kelurahan kita berikan tempat untuk menampung warga yang sakit. Karena tidak boleh kalau rumahnya ini tidak memadai ketika digunakan isolasi mandiri, dikhawatirkan pasti menularkan ke keluarganya,” katanya, Selasa (22/7/2021).
“Saya tidak rela dan tidak bisa melihat warga saya mencari rumah sakit itu penuh. Rumah sakit mana pun penuh, akhirnya kekurangan oksigen akhirnya banyak yang meninggal,” imbuhnya.
Dengan adanya RS darurat di setiap kelurahan, maka warga yang terpapar Covid-19 di lingkungan tersebut dapat segera dilakukan perawatan dan pemulihan. Di sisi lain, RS darurat ini juga dapat dimanfaatkan warga yang ingin melakukan isolasi mandiri namun kondisi rumahnya tidak layak.
Meski demikian, ia berharap tak ingin RS darurat yang ada di setiap kelurahan ini digunakan. Sebab, apabila digunakan, tentu ada penambahan kasus baru di lingkungan kelurahan tersebut. Namun, RS darurat ini tetap akan disiapkannya sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya klaster keluarga.
Ia yakin dengan gotong-royong dan kerja keras bersama, maka pandemi ini bisa segera dilalui. Selain ikhtiar secara lahir, tentu saja kerja keras ini harus diimbangi dengan doa.