Kolaborasi Pelajar Se-Jatim Pecahkan Rekor Dunia, Jahit dan Bentangan Bendera Merah Putih Sepanjang 14,9 km
Jatimhits.id (Surabaya) — Peringatan HUT RI ke 80 kali ini, Provinsi Jawa Timur berhasil tercatat dalam sejarah, menerima 2 penghargaan tidak hanya rekor MURI tetapi juga memecahkan rekor dunia yaitu Rekor Muri Menjahit Bendera Merah Putih Terpanjang (14.905 meter) oleh Siswa dan Guru Terbanyak dan “Rekor Muri Bentangan Bendera Merah Putih Terpanjang dan oleh Pelajar Terbanyak.

Penghargaan rekor ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan Jatim dengan ribuan pelajar dan guru dari jenjang SMA, SMK, dan SLB se-Jawa Timur.
Rekor pertama adalah kegiatan “Menjahit Kain Merah Putih di Sekolah Terbanyak” yang diikuti oleh 800 sekolah dan melibatkan 7.457 pelajar serta 1.573 guru. Hasilnya, kain merah putih sepanjang 14.905,5 meter berhasil dijahit dan disatukan sebagai simbol semangat kebangsaan.
Rekor kedua yaitu “Pembentangan Kain Merah Putih Terpanjang” yang dilakukan oleh 10.686 siswa, 695 guru, dan 402 pegawai Dinas Pendidikan Jatim. Kain tersebut dikirab dan dibentangkan sepanjang Jalan Gubernur Suryo di Surabaya, menjadi momen yang menyedot perhatian masyarakat.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Triono Perwakilan MURI kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak.

Menurut Triono perwakilan MURI penghargaan yang diberikan kepada Provinsi Jawa Timur bukan hanya Rekor Indonesia, melainkan Rekor Dunia. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata yang diberikan kepada para pahlawan bangsa.
“Hari ini adalah momen istimewa. Ini bukan sekadar rekor, tapi bukti semangat persatuan, gotong royong, dan cinta tanah air. Seperti Bung Karno katakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Para pelajar telah membuktikannya lewat aksi nyata,” ujar Triono, perwakilan MURI usai penyerahan penghargaan MURI.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa rekor ini adalah puncak dari sebuah upaya kolaboratif yang dimulai sejak hari Rabu pekan lalu. Dimana sebanyak 161 lembaga pendidikan, termasuk SMA, SMK, dan SLB, serentak menggelar kegiatan menjahit bendera Merah Putih. Partisipasi masif ini melibatkan lebih dari 9.000 pelajar dan guru dari berbagai sekolah di seluruh Jawa Timur.
Tidak hanya itu, hari ini dicatat dan terpecahkan rekor dunia, bukan hanya rekor Indonesia, tapi rekor dunia yang disampaikan dari perwakilan MURI,”
ungkap Aries Agung Paewai saat ditemui usai Peringatan HUT RI ke 80 di Gedung Negara Grahadi, Minggu (17/8/2025)
“Pada hari Rabu yang lalu, kami menyatukan bersatu serentak di seluruh Jawa Timur dengan jumlah siswa dan pelajar yang mengikuti menjahit bersama itu ada 9.000 lebih, jumlah ini merupakan gabungan guru dan pelajar.” kata Aries.
Selanjutnya hasil jahitan dari ribuan tangan terampil ini menghasilkan, bendera Merah Putih raksasa, kemudian dibentangkan di berbagai sudut kota Surabaya.
Total panjang bentangan bendera ini mencapai 14.905 meter, menjadikannya rekor dunia. Pihak Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) telah memverifikasi langsung panjang dan lokasi bentangan bendera tersebut pada Minggu dini hari, pukul 23.00 WIB, untuk memastikan keabsahannya.
“Ini Dihasilkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.”
Lebih lanjut Aries menegaskan bahwa penghargaan ini dihasilkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sehingga
kegiatan ini lebih dari sekedar memecahkan rekor, acara ini memiliki makna yang jauh lebih dalam.
Selain itu juga salah satu cara untuk menanamkan jiwa kebangsaan pada generasi muda. Dia menolak stereotip bahwa Generasi Alpha adalah generasi yang apatis dan tidak peduli terhadap bangsa.
“Ini membuktikan bahwa Generasi Alpha yang dinilai tidak peduli dengan bangsa dan negaranya ternyata luar biasa,” tegasnya. “Mereka tergerak hatinya untuk membuat bendera, menjahit bendera sendiri, menunjukkan niat nasionalisme mereka, jiwa kebangsaan mereka, dan ternyata mereka sangat-sangat cinta dengan Indonesia.”
Menurut Aries, para pelajar ini adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Indonesia Emas 2045 adalah milik mereka, dan semangat patriotisme yang mereka tunjukkan adalah wujud nyata dari kesiapan mereka.
“Ini kita ingin menanamkan jiwa mereka karena mereka adalah pemimpin, calon pemimpin-pemimpin bangsa ke depan,” ucapnya. “Apapun itu, Indonesia Emas 2045 adalah milik mereka di masa depan. Maka, kita berharap nanti mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, dan kita melihat wujudnya dari bagaimana semangat mereka, patriotisme mereka, dan nasionalisme mereka,” pungkas Aries.
Pencapaian ini menjadi sebuah cerminan nyata dari kolaborasi, semangat, dan cinta tanah air yang masih terus hidup dan berkembang di hati para generasi muda Indonesia. (Dsy)