Jatimhits ( SURABAYA)- Sedekah Bumi menjadi tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat adat Jawa, seperti halnya warga di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep Surabaya yang menggelar tradisi sedekah bumi pada Minggu siang (29/09/24).
Dalam rangkaian sedekah bumi ini diawali dengan karnaval budaya yang diikuti oleh ratusan warga mulai dari RW1 hingga RW4 Kelurahan Made. Seperti halnya karnaval budaya pada umumnya , para peserta terutama ibu-ibu mengenakan busana beragam, mulai dari baju karnaval dengan hiasan sayap, busana adat tradisional Jawa, busana adat Dayak khas Kalimantan, hingga peserta pria yang mengenakan baju karakter hantu.
Sedekah bumi ini juga dimeriahkan dengan ogoh-ogoh berupa naga, serta pawai sound system yang diangkut menggunakan truk. Di sela-sela rangkaian karnaval warga juga melakukan kirab 4 tumpeng agung berisikan sayur dan buah-buahan mulai dari terong, jeruk, salak, apel, serta kacang panjang dan sawi putih.
Seluruh rangkaian karnaval ini berjalan mulai dari kantor Polsek Lakarsantri Surabaya hingga finis di punden Singo Joyo di Jalan Made Barat.
Setibanya di punden, 4 buah tumpeng agung dengan tinggi dua setengah meter menjadi rebutan ratusan warga yang menunggu. Warga yang sudah menunggu berjam-jam langsung merangsek saling berdesakan untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan sebanyak-banyaknya.
Diba satu diantara warga Made yang ikut dalam tradisi rebutan tumpeng agung mengaku sangat antusias untuk ikut dalam tradisi ini, selain seru dirinya bisa mendapatkan aneka sayuran.
” Dapat nanas dapat ini mas, mau dibuat masak ,seru karena sudah tradisinya”, ujar wanita berusia 28 tahun tersebut.
Sama halnya dengan Diba , warga Made lainya Margaret dan Rima juga antusias untuk mendapatkan sayuran dan buah dari rebutan tumpeng agung.
“Berdesakan kotor semua ,dapat kubis kacang panjang , dapat wortel, ya ingin ikut karena seru , karena tradisinya kan mas , ini nanti dimasak mau ditumis”, terang keduanya.
Menurut Lurah Made, Widodo Adi Santoso, sedekah bumi ini sebagai tradisi wujud rasa syukur atas nikmat kesehatan dan rezeki yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada warga selama satu tahun ini.
“Wujud rasa syukur warga made ini atas apa yang mereka capai dalam satu tahun ini ,kalau disini namanya tegal desa ya ,sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan rezeki kebahagiaan, jadi ini ungkapan suka cita warga Kelurahan made”, terangnya.
Sedekah bumi ini sendiri digelar setiap tahun pada momen bulan September atau Oktober dengan dimeriahkan berbagai kreasi karnaval dan kirab tumpeng agung. (Tama)