Jatimhits(JOMBANG) – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang menyerukan kepada pengurusnya agar tidak terlibat dalam politik praktis, terutama dalam atmosfer pemilihan kepala daerah (pilkada) seperti sekarang ini.
Hal itu dikatakan Ketua PCNU Jombamg, KH Fahmi Amrullah Hadzik, pada Sabtu (07/09/2024) malam di kediamannya di Pondok Pesantren (PP) Putri Tebuireng.
“Ya pada prinsipnya PCNU ini kan struktur, jadi mulai dari PBNU, PWNU, PCNU sampai MWC NU secara jamiya, secara organisasi tidak boleh mengarahkan dan sebagainya,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Fahmi.
Dijelaskan Gus Fahmi, ketika ada yang mengarahkan ke pihak tertentu itu bukan atas nama organisasi, melainkan perseorangan.
“Jadi kalau ada yang menarik ke sana, ke sini, itu atas nama pribadi. Jadi warga monggo bebas,” ujarnya.
Sementara untuk pengurus PCNU, lanjut Gus Fahmi, dilarang untuk berpolitik praktis, membantu maupun memberikan dukungan.
“Pengurus PCNU itu dilarang untuk berpolitik praktis dalam arti membantu, memberikan dukungan secara organisasi dan sebagainya,” seru Gus Fahmi.
Semisal ada yang menjadi tim sukses, sebaiknya mengajukan pengunduran diri dari pengurus. Gus Fahmi bahkan mengibaratkan jika dirinya yang menjadi tim sukses pun akan berhenti
“Jadi, kalaupun tidak ada itu sebenarnya etika, etika politiknya memang begitu kalau menurut saya. Sehingga yang nanti akan menyebabkan NU itu dipecah. Karena semua semuanya itu akan terbelah, ada yang ke sana, ada yang ke sini,” kata Gus Fahmi menjelaskan.
Gus Fahmi mengingatkan agar berhati hati sebagai seorang pengurus. Hal itu dikarenakan bisa membawa dampak buruk jika terlibat politik praktis.
Kalau pengurusnya ada yang ke sana, ada yang ke sini, kemudian menarik warga NU ada yang ke sana, ada yang ke sini. Jadi justru itu akan lebih berbahaya kalau menurut saya,” bebernya.
Untuk itu Gus Fahmi meminta agar pengurus NU itu mendoakan yang terbaik jalannya kontestasi pilkada saat ini.
“Jadi lebih baik pengurus NU itu diam, mendoakan saja,” tegasnya.(owo)