Jatimhits (Sidoarjo) – Sebanyak 75 anggota Paguyuban Pedagang Frozen Food Jawa Timur, menggelar deklarasi Pilkada Jatim Damai di Desa Prasung Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo Rabu (17/07). Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan pedagang frozen food untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Ā Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Khoirul selaku ketua Paguyupan Pedagang Frozen Food Jawa Timur menyatakan bahwa, dengan terciptanya pilkada Jatim yang aman dan damai akan berdampak pada tingginya daya beli masyarakat, sehingga turut menumbuhkan perekonomian di Ā Jawa Timur.
“Pada pelaksanaan pilkada nanti kita akan memilih pemimpin dari tingkat provinsi hingga kabupaten-kota. Kita semua bebas menentukan pilihan masing-masing dengan catatan tetap menjaga Sitkamtibmas tetap kondusif, sehingga tidak menggaggu perekonomian,” tutur Khoirul dihadapan anggota paguyuban.
Ditambahkan Khoirul, kemajuan perekonomian sangat erat dengan kondusifitas kamtibmas, karena akan dapat menarik perhatian investor untuk masuk ke wilayah Jawa Timur.
“Dengan situasi yang kondusif investor akan masuk dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan otomatis akan menumbuhkan dan memajukan perekonomian,” sambungnya.
Khoirul melanjutkan, siapapun yang terpilih pada pelaksanaan pilkada nanti, harus didukung dan dapat bekerja sama. Karena setiap pemimpin terpilih pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan wilayahnya dan mensejahterakan masyarakat.
“Diharapkan kepada rekan-rekan anggota Paguyuban Pedagang Frozen Food Jawa Timur agar tetap saling menjaga kekompakan dan tidak memaksakan pilihannya kepada orang lain, jangan sampai adanya perhelatan Pilkada Jatim 2024 menjadi polemik dan memecah belah persaudaraan di antara kita dan masyarakat pada umumnya”, terang Khoirul.
Selain itu kepada anggotanya Khoirul juga berpesan agar lebih bijak dalam menyikapi pemberitaan yang beredar di media sosial maupun media massa , agar tidak terpancing berita bohong atau hoax.
“Kami juga berpesan kepada rekan-rekan anggota Paguyuban Pedagang Frozen Food Jawa Timur agar lebih bijak dalam menyikapi pemberitaan yang beredar di media massa maupun media sosial, jangan sampai kita terpancing issu-issu hoax yang dapat memicu perpecahan antar masyarakat,” tutup Khoirul.(Why)