Jatimhits (JOMBANG) – Terlilit hutang hingga puluhan juta rupiah, Kepala Desa (kades) Kampung Baru, GAS diduga menggadaikan ambulan siaga desa beserta motor dinasnya.
Salah satu perangkatnya, Kepala Dusun Kepuh, Desa Kampung Baru, Suis Hadi, Senin (11/11/2024) siang menjelaskan ihwal permasalahannya tersebut.
Menurutnya ambulan siaga desa itu bukanlah digadaikan melainkan orang yang menghutanginya, tak lain adalah tetangga kepala desa, terpaksa membawa kendaraan plat merah itu sebagai jaminan karena sang kades memiliki hutang sekitar 20 juta rupiah, dan motor yang sebelumnya dijadikan jaminan diambil istri kades.
“Waktu pertama motor vario digadaikan, Varionnya bu kades, terus varionnya itu diambil bu kades, otomatis kan yang punya uang itu minta barang lagi (untuk jaminan), terus barangnya bu kades kan enggak ada, paling ya terpaksa mobil siaga desa dibawa,” ujar Suis pada sejumlah jurnalis saat ditemui di rumahnya.
Ditambahan Suis, hutang kepala desa itu diperkirakan mencapai 20 juta rupiah, hingga terpaksa ambulan siaga desa itu dibawa pemberi hutang itu.
“Kemungkinan sampai 20 juta lah. Gak tau saya cuma kan yang bawa mobil siaga desa itu orang sini juga jadi tetap dipinjamkan, iya tetap orang sakit dia diantar,” ujarnya.
Semenjak itu, lanjut Suis, kepala desa tidak pernah menemui Masyarakat. Dan parahnya lagi, motor dinas aparatur desa turut digadaikannya karena tidak bisa membayar biaya hiburan orkes pada tahun baru lalu.
“Tidak ada, tidak pernah menemui masyarakat. Itu juga ada motor aparat desa itu, yang itu, yang revo itu. Katanya sudah di munung (nganjuk) waktu tahun baru itu. Nanggap orkes tidak bisa bayar, dibawa yang punya orkes. Lama itu tahun baru,” ungkap Suis.
Meski mengetahui kelakuan pimpinannya itu, para bawahannya tidak ada yang berani berbuat apa-apa. Bahkan sudah lima bulan ini, kepala desa tidak pernah ke kantor.
“Ya enggak ada, enggak ada yang berani. Habis sedekah desa itu enggak pernah masuk kantor. Sedekah desa bulan apa itu? Kemungkinan 5 bulan,” tandas Suis.
Upaya konfirmasi dengan mendatangi kantor desa telah dilakukan, namun sang kepala desa tidak ada ditempat, bahkan kantornya pun terlihat kosong.(owo)