Kolaborasi Unusa Dan Kemenkes Siap Jadi Pelopor Tangani Luka Psikologis di Kampus
Jatimhits.id (Surabaya) – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Kementerian Kesehatan RI, siap menjadi pelopor pertolongan pertama luka psikologis.
Kegiatan ini merupakan komitmen Unusa dalam mendukung program kesehatan Nasional dengan berpartisipasi aktif dalam Kampanye Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) di kampus.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, MHPM, yang menyoroti peran strategis Unusa sebagai institusi pendidikan yang berbasis pondok pesantren.
Menurutnya, lingkungan pesantren menjadi salah satu bidang prioritas dalam upaya penguatan kesehatan jiwa di Indonesia.
“Saya sempat berbincang dengan perwakilan PW Nahdlatul Ulama, saya teringat Unusa yang mengutamakan perhatian pada lingkungan Pondok Pesantren. Sumbangsih usia produktif muda di Indonesia sebagian besar berasal dari pondok pesantren. Oleh karena itu, penguatan kesehatan jiwa juga perlu dimulai dari sana, termasuk melalui deteksi dini skrining kesehatan jiwa,” ujarnya pada acara P3LP yang bertajuk “Ayo Lakukan Deteksi Dini Skrining Kesehatan Jiwa Sekarang Juga”, Minggu (1/12) siang.
Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang bekerja sama dengan Institusi Pendidikan di Indonesia.
Imran berharap, apabila nanti ditemukan luka-luka psikologis, diharapkan Unusa dapat menjadi First Aider untuk menolong individu-individu yang memang membutuhkan pertolongan kesehatan jiwa, terutama di lingkungan Pondok Pesantren.
Pada kesempatan ini, Unusa menerima penghargaan berupa Pin First Aider yang diberikan secara simbolis. Penghargaan ini menegaskan peran Unusa sebagai mitra strategis dalam mendukung terlaksananya program kesehatan jiwa di lingkungan pesantren. Unusa yang memiliki keilmuan di bidang kedokteran pencegahan dan kesehatan pencegahan, diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan pertama pada luka psikologis.
Sementara itu, Wakil Rektor I Unusa, Prof. Kacung Maridjan, Ph.D., menyatakan bahwa sejalan dengan visi dan misi, Unusa akan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi secara nyata dalam pengembangan pendidikan dan kesehatan, terutama pada program yang mencakup komunitas pesantren.
“Unusa sendiri memiliki fokus pendampingan di pondok pesantren, diantaranya kegiatan Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren), Program Pesantren Bersahaja (Bersih, Sehat dan Harmonis di Jawa Timur), Program Community Based Learning (CBL) bagi Pondok Pesantren, Program Pelatihan Pembuatan Media Sjar Berorientasi Aswaja di Pondok Pesantren, Pusat Pelatihan Program One Pesantren One Produk (OPOP) Unusa, serta pada tahun 2021, KKN Unusa fokus pada pembangunan di Pondok beberapa Pesantren (Ponpes). Oleh karena itu, kami akan terus mendukung program-program pemberdayaan di pesantren apalagi yang berkaitan dengan kesehatan,” ungkapnya.
Pada acara ini juga disebutkan Berdasarkan data angka bunuh diri di Indonesia yang meningkat hingga 800% dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mempertegas urgensi deteksi dini dan pendampingan kesehatan jiwa, terutama di kalangan usia produktif. Oleh karena itu Kemenkes RI berharap melalui keterlibatan institusi pendidikan seperti Unusa, kampanye kesehatan jiwa dapat menjangkau lebih banyak individu dan komunitas.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam memperkuat sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan generasi muda yang sehat secara mental dan fisik, sesuai dengan definisi kesehatan yang diusung oleh WHO. Unusa optimis dapat menjadi pelopor perubahan, tidak hanya di Surabaya tetapi juga di komunitas pesantren dan masyarakat luas.
Dengan keterlibatan aktif ini, Unusa membuktikan diri sebagai mitra penting pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia sehat, dimulai dari kesehatan jiwa sebagai dasar kehidupan yang berkualitas. (Dsy)