Jatimhits.id (Surabaya) – Siapa bilang Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Kota Surabaya merupakan kebun mangrove terbanyak dan terlengkap di Indonesia karena memiliki koleksi sebanyak 59 jenis tanaman mangrove.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti dulunya sebelum dilakukan peresmian Kebun Raya Mangrove, jumlah jenis tanaman mangrove sebanyak 56.
Selanjutnya, saat peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, pada 26 Juli 2023 lalu, oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) dan menyerahkan 1 jenis tanaman.
“Ada tambahan hasil eksplorasi baru yang ada 2 jenis tanaman. Jadi sekarang, kita sudah memiliki (koleksi) 59 jenis tanaman mangrove. Awalnya 56, lalu ditambah 1 saat pemulihan, ditambah eksplorasi 2, sekarang sudah 59,” kata Antiek, Senin (8/7/2024).
Koleksi baru Kebun Raya Mangrove yang berasal dari luar Surabaya itu, adalah jenis tanaman mangrove Kandelia Candel dari Kalimantan Barat, serta Heritiera Littoralis (Dungu Kecil) dari Gresik.
Oleh karena itu ia mendorong Kelompok Kerja Mangrove Daerah untuk bertukar informasi mengenai jenis tanaman mangrove yang belum dimiliki oleh Kebun Raya Mangrove Surabaya.
“Supaya Kebun Raya Mangrove Surabaya lebih lengkap dan bisa menjadi etalasenya koleksi tanaman mangrove di Indonesia. Ini akan menjadi kebanggan kita, tidak hanya di Indonesia. Ke depan, kami akan kembangkan berdasarkan klaster,” ujarnya.

Lebih lanjut mantan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Surabaya, rencananya nanti Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga akan menambah koleksi jenis tanaman mangrove. Berdasarkan hasil eksplorasi yang baru dilakukan di hutan Banyuwangi dan Jember, terdapat jenis tanaman mangrove yang rencananya akan menambah jumlah koleksi Kebun Raya Mangrove Surabaya.
“Sudah kita awasi dan kita dalami. Ada koleksi yang baru dan bisa kita ambil, menunggu 1-2 bulan lagi untuk bisa kita ambil, menunggu berbuah di Banyumas,” ungkapnya.
Surabaya juga harus mendapat persetujuan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sebab, setiap jenis tanaman mangrove yang ingin dijadikan koleksi harus di ajukan dan dilaporkan ke BRIN
jenisnya bermacam-macam, contoh yang kita ambil dari Papua, ada dari Gorontalo, yang terakhir kita dapat dari Kalimantan. Kita sambil mengeksplorasi,” ujarnya.
Di samping itu, menyongsong HUT ke-1 Kebun Raya Mangrove Surabaya, Pemkot Surabaya menggelar sejumlah rangkaian kegiatan mulai 26-28 Juli 2024. Salah satunya, pada 26 Juli 2024, akan digelar Workshop bertajuk “Mangrove for Nature for Future”.
“Itu menjadi salah satu upaya membangun jejaring sesama pengelola mangrove, supaya kita bisa saling bertukar informasi. Kita dapat saling bertukar untuk menambah koleksi. Kami tidak menargetkan jumlah, tetapi kami memang ingin terus menambah jumlah koleksi,” katanya.
Selain memiliki fungsi sebagai konservasi, edukasi, dan penelitian, jenis tanaman di Kebun Raya Mangrove Surabaya juga memiliki berbagai nilai guna. Yakni, sebagai alternatif bahan makanan, hingga menjadi bahan baku kosmetik.
Lebih lanjut Antiek juga mengatakan bahwa keberadaan mangrove ini sangat penting di Kota Surabaya, yaitu memiliki fungsi baik untuk menurunkan suhu, serta menghalau badai dan banjir. Selain itu di kawasan wilayah Surabaya Timur ini sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung melalui Perda RTRW, itu upaya Pemkot Surabaya yang ingin melindungi masyarakat di sekitar daerah tersebut. (Deasy)