Jatimhits(JOMBANG)– Presidium penyelamat organisasi dan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) resmi mendirikan posko pengaduan di kediaman KH Abdussalam Shohib, cucu KH Bisri Syansuri salah satu pendiri NU, di Komplek Pondok Pesantren (PP) Mambaul Maarif Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Gus Salam sapan akrab KH Abdussalam Shohib merupakan pengasuh ponpes Mambaul Maarif sekaligus ketua presidum, menjelaskan alasan dibalik MLB NU.
“Wacana MLB itu sebenarnya dari sebuah perjalanan panjang dan perenungan panjang dari situasi dalam memanajemen organisasi di PBNU. Jadi sebenarnya usulan-usulan MLB ini bahkan sudah ada sejak setengah tahun, katakan pasca dilantiknya PBNU muktamar Lampung. Waktu itu ada beberapa hal yang kontroversi dalam memanajer organisasi,” kata Gus Salam mengawali penjelasannya.
Pemikiran itu, lanjut Gus Salam tidak dilakukannya seorang diri melainkan bersama sama dengan puluhan kiai maupun tokoh muda NU beberapa waktu lalu yang berawal dari diskusi ringan.
“Kami sendiri itu berpikir MLB itu adalah jalan terakhir, karena memang kami menyadari efek dari MLB ini memang tidak mudah untuk diselesaikan, katakan recovery-nya akan butuh waktu. Maka saat itu kami masih berharap dengan kritik yang kami lakukan melalui media maupun kritik yang kami lakukan melalui beberapa pengurusan NU yang masih berkomunikasi dengan kami, itu bisa merubah minimal menjadi perbaikan di dalam tata kelola organisasi, tetapi, faktanya tidak,” bebernya.
“Semakin lama, semakin banyak hal-hal yang menjangkalkan. Seperti tidak adanya nalar kritis PBNU terhadap isu-isu sosial, keagamaan, maupun isu-isu yang berkaitan dengan penjagaan terhadap konstitusi,” ujar Gus Salam melanjutkan.
Tak cukup sampai disitu, berbagai intervensi kerap dilakukan PBNU seperti proses pemilihan di daerah, baik tingkat pengurus wilayah (PW) maupun pengurus cabang (PC) Nahdlatul Ulama.
“Kemudian intervensi-intervensi yang mereka lakukan terhadap proses-proses pemilihan di daerah-daerah, seperti di Jombang, Blitar, Banyuwangi hingga pemecatan ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar,” kata Gus Salam.
Apalagi, lanjut Gus Salam setelah dinamika piplres yang begitu nyata-nyata ada politisasi organisasi untuk mendukung salah satu paslon. Maka pihaknya berkesimpulan bahwa memang ini karakter dari oknum-oknum elit-elit PBNU di dalam menjalankan organisasi yang syarat dengan kepentingan pribadi.
“Bahkan dalam bahasa kasarnya banyak dari mereka yang menjadi makelar politik, NU hanya menjadi pijakan tujuan-tujuan mereka tanpa memperhatikan lagi etika maupun faksun berorganisasi,” ujarnya.
Meski ditolah oleh PBU dan jajaran dibawahnya, namun dikatakanb Gus Salam bahwa MLB NU itu akan terus berjalan yang rencananya akan digelar pada Oktober mendatang.
“Ya kita akan terus jalan. Saya kira penolakan itu dilihat dari modusnya, itu kan jelas ada sebuah desain, ada instruksi lah untuk pada struktur di bawah agar mengeluarkan flyer ataupun statement ataupun apapun yang menolak wacana ini,” ungkapnya.
Sedangkan terkait adanya upaya pembubaran jika MLB NU akan digelar, Gus Salam justru akan mengajak semua pihak tersebut untuk duduk Bersama dan mengaji.
“Bagi presidium penyelamat organisasi ini bahwa mlb itu ada aturannya di ADRT, dan ancaman atau intimidasi apapun yang dilakukan oleh pihak manapun akan disambut dengan terbuka, akan kita ajak mengaji,” pungkasnya.(Owo)