Jatimhits.id (SURABAYA)- Setelah terlaksana selama 16 hari, Operasi Ketupat Semeru 2025 resmi berakhir pada 8 April 2025 kemarin. Berdasarkan data selama operasi berlangsung angka kecelakaan menurun, dalam pemaparan hasil Analisis dan Evaluasi Operasi Ketupat Semeru 2025 yang dilakukan oleh Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Pol. Komarudin pada Rabu siang (09/04/25), sampai dengan ditutupnya operasi ketupat semeru 2025 tercatat ada sebanyak 514 kejadian kecelakaan, atau menurun 32% dibanding tahun lalu yang mencapai 758 kejadian kecelakaan.
“Tingkat fatalitas atau korban meninggal dunia menurun 78%, ada 10 orang meninggal dunia selama pelaksanaan operasi dibanding dengan tahun lalu ada 45 orang meninggal dunia,kemudian Luka berat menurun 2% ada 44 orang tercatat karena Luka berat dibanding tahun lalu ada 45 ,Kemudian korban luka ringan menurun 27%,” terang alumni Akpol 1997 tersebut.
Selain itu mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu juga menyampaikan adanya penurunan angka kriminalitas di Jawa Timur.
“Berdasarkan catatan beberapa kejadian dan juga gangguan yang terjadi di wilayah hukum Polda Jatim selama kurun waktu 16 hari,tercatat jenis gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat sebanyak 1.835 kasus, menurun 17,12% dibanding pelaksanaan operasi ketupat di tahun yang lalu sebanyak 2.214 kasus,”terangnya.
Dia mengklaim kejahatan konvensional turun 21,79%. Tercatat sebanyak 1.486 kasus di tahun ini dan cenderung menurun dibanding dengan tahun lalu yang terjadi 1.900 kasus.
Lebih lanjut untuk bencana alam tetap atau sama dengan tahun lalu, yakni ada 6 kejadian. Menurutnya, Jatim menduduki peringkat kedua provinsi tertinggi dengan daerah asal dan daerah tujuan daripada pemudik setelah Jawa Tengah untuk mobilitas kendaraan ataupun aktivitas pergerakan para pemudik yang masuk ke Jatim.
“Saya atas nama pimpinan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat Jatim dan seluruh pihak serta masyarakat pemudik yang menuju Jatim di mana aktivitas selama pelaksanaan operasi 16 hari di wilayah Jatim dalam situasi aman dan kondusif,” imbuhnya.
Sementara itu ada juga pelanggaran yang tercatat melalui kamera ETLE. Tahun ini, ia mengklaim ada penurunan sampai 15% atau sebanyak 12.011 pelanggar dibanding tahun lalu 14 ribu pelanggaran. Untuk teguran meningkat sebanyak 42%.
“Jadi kita melakukan operasi kemanusiaan ini memperbanyak teguran dengan mengimbau kepada para pengguna jalan, terkecuali memang pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi terhadap kecelakaan, di mana di antara pelanggaran yang paling banyak mendapatkan penindakan yakni pelanggaran melawan arus yang termasuk penggunaan knalpot brong atau tidak sesuai dengan spesifikasi,”pungkasnya.(Tama)