Jatimhits.id (Surabaya) – Bidan sebagai garda terdepan dalam sistem kesehatan terus dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan memberikan pelayanan yang komprehensif kepada masyarakat.
Sehingga mereka dapat berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan mendukung program-program pemerintah khususnya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan Stunting. Melalui upaya ini, bidan dapat mengaktualisasikannya sebagai tenaga kesehatan garis depan yang efektif dan berdampak.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Ade Jubaedah, S.SiT., Bdn., MM., MKM, dalam puncak peringatan HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke 74 dan Hari Internasional The Midwife Jawa Timut di Hotel Mercure Surabaya, akhir pekan lalu.
Dengan mengusung tema “Peran Strategis Bidan dalam Memenuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan di Setiap Kondisi Krisis, Menuju Indonesia Emas 2045”, serta “Bidan : Kritis dalam Setiap Krisis” kegiatan yang dibawakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Kabid. Kesehatan Masyarakat – dr Waritsah, Perwakilan BKKBN, BKOW Provinsi Jawa Timur, dan Perwakilan dari segenap organisasi profesi kesehatan di Jatim.
Dalam sambutannya, dr. Ade Jubaedah menekankan pentingnya sinergi antar bidang dalam memperkuat peran bidan dalam menghadapi tantangan kesehatan, khususnya dalam situasi krisis.
“Bidan diharapkan tidak hanya piawai dalam pelayanan kesehatan secara langsung, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat,” ujar Ade Jubaedah
Sementara itu Kabid Kesmas Dinkes Jatim – dr. Waritsah Sukarjiyah mengatakan, bahwa sesuai Rencana Stategi (Renstra)
bidan memiliki peran kunci dalam layanan antenatal care berkualitas, pendampingan persalinan, serta edukasi kesehatan kepada masyarakat.
“Peran tersebut harus dijalankan secara adaptif, partisipatif, dan selaras dengan arah pembangunan daerah,” kata Waritsah Sukarjiyah
Sedangkan Ketua IBI Jatim, Siti Maimunah, mengatakan, bahwa rangka memenuhi harapan dari IBI Pusat, mendorong seluruh pengurus cabang di 38 kabupaten/kota untuk mencapai target 90 persen anggota berpendidikan profesi bidan.
Selain itu diperlukan penguatan-penguatan baik dalam bentuk pelatihan, seminar, maupun workshop, agar semua bidan mampu untuk terus meningkatkan kapasitas diri sebagai bidan yang dapat memberikan pelayanan terbaik.
“Tantangan di bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan ibu dan anak, menuntut bidan untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan etika profesi. Kami yakin dengan semangat kebersamaan dan profesionalisme, saya optimis, bidan di Jatim akan semakin kuat, kompeten, dan siap menjadi mitra utama dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 m endatang,” tambahnya. (Dsy)












