Surabaya, Jatimhits.id – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim beserta Kejaksaan Negeri (Kejari) jajaran menggelar peringatan HUT Persatuan Jaksa Indonesia (PERSAJA) ke-72. Momen peringatan ini terasa sangat special, setelah upaya penegakan hukum oleh Jaksa mendapat skor kepercayaan publik yang mencapai 80,6 persen.
Kepala Kejati (Kajati) Jatim, Mia Amiati membacakan sambuta Jaksa Agung RI mengatakan, skor kepercayaan publik terhadap penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan ini bahkan mampu menjadi skor level tertinggi dalam kurun waktu 9 tahun terakhir. Sehingga pencapaian ini patut menjadi tonggak spirit baru untuk insan Adhyaksa, khususnya di Jawa Timur.
“Jangan berpuas hati dengan pencapaian ini. Karena perjuangan justru baru saja dimulai, karena meraih itu sulit, namun mempertahankannya akan jauh lebih sulit,” jelasnya.
Mia juga berharap agar kepercayaan publik yang tercermin melalui skor yang fantastis ini, tidak serta merta dikhianati dengan tindakan yang tidak perlu sehingga berakibat bisa menurunkan kepercayaan yang sudah diraih. Lakukan tugas dengan sebaik-baiknya dan pernuh integritas.
“Jaga baik-baik kepercayaan publik. Jangan melakukan perbuatan tercela dan mencoreng marwah oleh institusi yang kita cintai bersama ini,” tegasnya.
Selain digelar secara seremonial, pada HUT PERSAJA 2023 ini, pihak Kejaksaan juga memberikan bantuan pada korban bencana alam tanah longsor di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek. Mia sangat bersyukur, lantaran bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Kejati Jatim pada masyarakat.
“Kejati Jatim bersama-sama Kejari jajaran memiliki rasa empati akan bencana tanah longsor di Desa Sumurup. Salah satunya dengan memberikan bantuan sebagai wujud rasa keprihatinan dan kepedulian kami. Sehingga dapat sedikit meringankan beban saudara kita,” ucapnya.
Mia berharap jajaran Kejaksaan dapat meningkatkan rasa kepedulian atau sense of crisis terhadap keadaan atau kondisi yang terjadi di masyarakat. Serta hadir ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Yakni dengan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan menjadi teladan yang baik.
“Kami menyadari bantuan ini tidak dapat memenuhi sepenuhnya kebutuhan warga terdampak bencana alam longsor di Kabupaten Trenggalek. Namun setidaknya diharapkan dapat membantu dan meringankan beban yang dirasakan saudara-saudara kita,” pungkasnya.
Adapun bantuan yang diberikan, diantaranya uang tunai @2 juta x 30 orang total 60 juta; paket sembako sebanyak 30 paket @berisi 5 kilogram beras, minyak 1 liter, gula 1 kilogram dan mie telor 4 pak. Bantuan ini juga termasuk pembangunan musala permanen seluas 8×6 m. (dha)