Jatimhits (JOMBANG )- Memasuki panen raya tembakau, petani di Desa Banjardowo, Kecamatan Kabuh, Jombang, sedikit kecewa. Dikarenakan, rendeman daun tembakau yang dipanen berbeda dari tahun lalu.
Bandi, salah satu petani tembakau desa setempat mengatakan factor cuaca yang ekstrem jadi salah satu penyebab turunnya rendemen.
“Sekarang itu terlalu tinggi suhu udaranya ini kan tembakau cepat kering di pohon, jadi kualitasnya agak rendah,” terang Bandi di sela sela aktifitasnya menjemur tembakau yang telah dirajang, Rabu (11/09/2024) pagi.
Menurut Bandi dibanding tahun lalu, rendemen daun tembakau saat ini turun 3 persen akibat cuaca ekstrem. Daun tengah yang seharusnya belum waktunya dipetik, saat ini kondisinya kering sehingga terpaksa dipanen.
“Kualitasnya lebih baik tahun kemarin daripada tahun ini. Kalau rendemennya itu turunnya sampai 3 persen,” katanya.
Akibatnya, sambung Bandi, hasil panen pun menurun cukup drastis, yang tahun lalu perkwintal bisa diperoleh 13 kilogram tembakau, kini menjadi 10 kilogram.
“Biasanya perkwintal itu keluar kalau kering daun tengah biasanya 13 kg, sekarang hanya 10 kg,” kata Bandi menerangkan.
Berkurangnya rendemen itu berdampak cukup signifikan ke pengrajamnya.
“Itu efeknya dari itu nanti ke pengrajam. Soalnya kalau rendemennya rendah, nanti kan bobotnya juga berkurang,” tandas Bandi.
Meski rendemen daun tembakau turun, namun untuk harga tembakau kering rajang meningkat dari tahun lalu 32 ribu menjadi 39 ribu rupiah perkilogram.(owo)